TikTokers VS Gamers : Perseteruan 2 Kemudharatan

TikTokers VS Gamers : Perseteruan 2 Kemudharatan

Abad-20, era dimana kebebasan individual tidak bisa dilarang dengan semena-mena. Kebebasan dalam berekspresi dan bereaksi sudah menembus batas moral, adat, bahkan agama. Penyebab hal ini terjadi cukup sederhana, Teknologi. Buah dari hasil kecerdasan manusia yang hakekat tujuan utamanya untuk mempermudah pekerjaan, tapi malah menjadi kemudharatan (tidak semuanya). Teknologi menghasilkan 3 sifat dasar; mempermudah, memanjakan, dan melalaikan. Nah, kali ini saya ingin sedikit beropini tentang teknologi yang melalaikan. Karena lalai adalah sifat yang sangat merugi bagi manusia, terutama bagi pemuda. Apalagi jika lalai ini bisa membuat kita terlena dengan fana dunia yang jelas-jelas hanya kepalsuan di dalamnya.

Melirik judul artikel ini, mungkin sebahgian dari rekan muda berfikir tentang cerita ‘cekcoknya’ seorang pemain TikTok dengan seorang pemain Game, tentu saya tidak akan membahas itu. Saya hanya akan membahas tentang dua kelompok tersebut dengan sudut pandang extrem yang bisa saja rekan muda tidak menyukainya. Jadi, saya berharap rekan muda menyiapkan mental dan menenangkan emosi rekan muda terlebih dahulu sebelum melanjutkan membaca artikel ini. 

Oke, terima kasih sudah mau lanjut membaca. Oh ya, walaupun rekan muda sudah banyak yang tau, namun saya ingin kembali menjelaskan secara ringkas apa itu TikTokers dan Gamers? 

TikTokers adalah sebutan untuk para pengguna setia aplikasi TikTok. TikTok mempunyai nama asli Douyin yang memiliki makna vidio pendek vibrato, TikTok merupakan platform video musik dan jaringan sosial asal Tiongkok yang dipublikasikan pada tahun 2016 silam. Aplikasi ini juga membebaskan para penggunanya untuk membuat video musik pendek mereka sendiri. 

Sedangkan Gamers adalah sebutan untuk seseorang yang memainkan permainan mobile. Detailnya seorang Gamers adalah orang yang menjadikan Game sebagai bagian dari hidupnya itu sendiri, dan melakukanya (bermain game) baik secara kuantitas maupun kualitas. Dan seroang Gamers adalah orang yang menyukai semua jenis game, kalau sekarang sih yang populer sperti PUBG, Mobile Legend, dan lain-lain. Jadi, seorang Gamers tidak berapacu pada aplikasi game tertentu. 

Nah, jika membaca penjelasan di atas kita pasti dengan lantang menyebutkan tidak ada hal negatif dari menjadi seorang TikTokers maupun Gamers bukan? Ya! Memang secara harfiah tidak ada hal buruk dari dua hal tersebut, bisa dibilang TikTok dan Game adalah aplikasi hiburan semata yang memang dibutuhkan manusia ditengah hiruk pikuk dunia yang melelahkan. Namun, kita tentu tidak bisa sepolos itu menilai bagusnya sesuatu hal. Apalagi, secara terbuka sudah terlihat banyak penyalahgunaan dari penggunaan TikTok dan Game. 

TikTokers VS Gamers

Buktinya, TikTok sendiri pernah diblokir di Indonesia pada tahun 2018 silam dikarenakan ada banyaknya laporan yang masuk pada Kemenkominfo yang menyebutkan bahwa aplikasi dari China tersebut mengandung banyak konten vulgar dan negatif. Setelah pihak TikTok berbenah, TikTok kemudian kembali diizinkan meluncur di Indonesa, bahkan saat ini semakin banyak TikTokers baru yang muncul dari anak-anak sampai artis-artis pun pada ikutan. 

Sebenarnya, pada saat ini TikTokers lebih menjadi-jadi dengan konten vulgar dan negatif yang umumnya diperlihatkan melalui dance yang sangat berlebihan dilakukan oleh para TikTokers. Sangat disayangkan lagi, penguna TikTok yang semakin membludak dan beragam usia serta pendidikan berada disana membuat TikTok sangat banyak mudharatnya untuk dimainkan. 

Contoh saja (jujur saya malu dan geram menyebutnya): kasus penistaan agama, menampilkan sexualitas, bullyan dan melecehkan, tidak beradab sama orang tua, dan lain-lain. Bayangkan video-video tersebut tersebar di media sosial lainnya seperti Facebook, Instagram, Bahkan YouTube. Apakah tidak rusak Akhlak anak-anak dan pemuda kita dengan tontonan tersebut? Bahkan hal itu bisa lebih berbahaya dari Virus Covid-19, karena dampak dari tontonan tersebut adalah masa depan. 

Beralih ke Gamers! Bermain game sebenarnya tidak separah main atau nonton TikTok, karena bermain game sangat lumrah dilakukan bahkan sebelum teknologi modern muncul kita sering bermain game bersama teman-teman kita. Menjadi prihatin ketika game membuat kita lupa akan waktu, kita tidak bisa mengontrol keadaan, emosi bisa meledak-ledak karena kekalahan dalam bermain. Dampak ini juga sama parahnya dari TikTok, bisa lupa Shalat, bisa malas belajar, bisa malas kerja, yang akhirnya juga berdampak kepada masa depan. 

TikTokers VS Gamers


Bagaimana rekan muda? Terlihat jelas bukan kemudharatan dari dua hal di atas. Tapi saya juga melihat secara objektif, memang tidak semua TikTokers dan Gamers itu negatif. Faktanya, ada juga segelintir orang menggunakan TikTok untuk memberikan info-info, dakwah, dan hal positif lainnya. Begitu juga dengan Gamers, yang bahkan banyak anak muda Gamers yang mendapat uang dari bermain Game, tentu itu adalah hal yang bisa dibilang positif. 

Jadi, intinya pada rekan muda sendiri. Mau menggunakan teknologi untuk kemudharatan atau kemaslahatan?

Posting Komentar untuk " TikTokers VS Gamers : Perseteruan 2 Kemudharatan"